Lajnah Da’imah Lil Ifta ditanya: “Apakah boleh seseorang memohon kepada Allah dg perantara para nabi & orang-orang shalih, sebab di antara para ulama ada yg membolehkan, karena do’a tersebut tetap ditujukan kepada Allah & sebagian mereka ada yg melarangnya. Bagaimanakah hukum Islam dalam masalah ini?”
Jawaban.
Wali adalah setiap orang yg beriman & bertakwa kepada Allah dg mengerjakan perintahNya & menjauhi laranganNya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya: Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tdk ada kekhawatiran terhadap mereka & tdk (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yg beriman & mereka selalu bertakwa” (Yunus: 61-62)
Macam-macam tawassul kepada Allah dg perantara wali-waliNya.
Pertama.
Seseorang bertawasul dg do’a seorang wali yg masih hidup, dg do’a wali tersebut Allah meluaskan rizkinya / memberi kesembuhan, hidayah & taufik / semisalnya. Sebagaimana yg dilakukan para sahabat tatkala hujan tak kunjung datang, mereka bertawasul kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam utk memohon agar turun hujan, seketika itu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon kepada Allah supaya menurunkan hujan. Tidak lama kemudian do’a beliau dikabulkan oleh Allah & turunlah hujan dg lebat. (Shahih Muslim, kitab Al-Istisqa bab Do’a Fil istisqa 3/24-25)
Contoh lain para sahabat yg bertawassul kepada Abbas di zaman Khalifah Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu meminta agar beliau berdo’a kepada Allah utk memohon diturunkan hujan. Lalu Abbas bin Abu Thalib Radhiyallahu ‘anhu bedo’a kepada Allah yg diamini para sahabat. (Shahih Al-Bukhari, bab Istisqa Fi Yaumil Jum’ah 2/18)
Bertawasul dg do’a orang shalih yg masih hidup utk mendatangkan manfa’at / menghilangkan madharat sering terjadi pd zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam & para sahabat.
Kedua.
Bertawasul kepada Allah dg perantara cinta kepada Nabi & mengikutinya / cinta kepada para wali dg mengucapkan: ‘Ya Allah dg perantara kecintaan & ketaatanku kepada NabiMu / kecintaanku kepada para waliMu, maka kabulkanlah permintaanku.
Demikian itu boleh karena termasuk tawassul dg amal shalih sebagaimana tawassulnya orang-orang yg terperangkap di dalam goa lalu mereka bertawassul kepada Allah dg amal shalih mereka masing-masing. (Shahih Al-Bukhari, kitab Badul Khalq 4/147-148)
Ketiga.
Bertawassul kepada Allah dg perantara kedudukan para nabi & para wali dg mengucapkan: “Ya Allah saya bertawassul kepadaMu dg perantara kedudukan para nabi / kedudukan Husain, maka kabulkanlah permintaanku. Meskipun kedudukan para nabi & wali sangat agung khususnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi kedudukan tersebut bukan menjadi penyebab terkabulkannya do’a. Oleh sebab itu tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat, maka para sahabat Shallallahu ‘alaihi wa sallam tdk bertawassul dg kedudukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tetapi datang kepada paman beliau yg masih hidup utk berdo’a kepada Allah agar diturunkan hujan. Padahal kedudukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sangat tinggi & mulia di atas mereka, akan tetapi tdk ada sahabatpun yg bertawassul dg kedudukan Nabi setelah wafatnya. Sementara mereka adalah generasi umat terbaik yg paling tahu tentang kedudukan beliau & generasi yg sangat menctainya.
Keempat.
Berdo’a kepada Allah dg bertawassul & bersumpah dg kedudukan para wali / para nabi seperti ucapan mereka: Ya Allah demi kedudukan para waliMu / para nabiMu, kabulkanlah permintaanku. Hal tersebut dilarang karena bersumpah dg makhluk utk makhluk saja tdk boleh apalagi bersumpah dg makhluk utk khalik (Pencipta). Tidak ada keharusan utk bersumpah dg kedudukan para wali dg anggapan mereka lebih dekat kepada Allah.
Inilah penjelasan yg sesuai dg dalil-dalil & sangat relevan dg tujuan utk menjaga kemurnian aqidah & kesyirikan. (Fatawa Islamiyah 1/48-49)
Faedah.
Tujuan meminta do’a dari seseorang yg mustajab doanya adalah memohon manfaat utk orang yg dimintakan & orang yg meminta. Sebab orang yg mendo’akan orang lain dari tempat yg jauh, para malaikat pasti berkata kepadanya: Bagimu kebaikan seperti yg kamu mintakan untuknya. Sebaiknya tujuan meminta do’a bukan hanya utk kemanfaatan bagi yg meminta saja, sebab dapat merendahkan kehormatannya meskipun hal itu dibolehkan. (Fawaid Muntaqa’ Syarh Kitab Tauhid oleh Syaikh Utsaimin hal. 76)
(Disalin dari buku Jahalatun Nas Fid Du’a edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a, Penulis Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, Penerjemah Zainal Abidin, Penerbit Darul Haq)
Penulis: Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih & diterbitkan oleh almanhaj. or. id
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
Atau Kunjungi Situs KYAI www.pesugihan-uang-gaib.blogspot.co.id/ agar di
berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu
hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik, jika ingin seperti
saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau